Semakin menipisnya persediaan kayu hasil hutan alam, berbanding terbalik dengan angka kebutuhan kayu untuk sektor industri. Angka kebutuhan kayu, setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Itulah mengapa, diperlukan sebuah upaya untuk menciptakan kondisi guna menjaga ketersediaan jumlah kayu sebagai bahan baku Industri.
Hutan rakyat merupakan pilihan untuk menjaga angka ketersediaan pasokan kayu untuk bidang industri tanah air. Tanaman Jabon menjadi salah satu jenis pilihan yang dinilai layak untuk dikembangkan dalam konsep hutan rakyat tersebut. Hal ini karena Jabon dipercaya memiliki karakter yang tidak kalah dibanding dengan kayu hasil hutan alam. Selain itu, dalam proses pemeliharaannya pun, Jabon memiliki beberapa nilai lebih dibandingkan jenis tanaman lain yang pernah dikembangkan sebelumnya seperti sengon. Sebab, selain mudah untuk ditanam dalam berbagai kondisi lingkungan, Jabon lebih memiliki ketahanan terhadap serangan hama. Dan karakter pohonnya yang tidak memiliki banyak cacat, menjadikan pihak industri lebih menyukainya untuk diolah menjadi beragam komoditi.
inilah sebagian kesimpulan yang didapat dari kegiatan seminar nasional Jabon, akhir September 2011 kemarin di Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan tersebut, beberapa ahli pertanian dari IPB, Dinas Kehutanan dan Pertanian serta beberapa praktisi Jabon menjadi pembicara. Di antaranya di sesi pertama adalah Dr.Irdika Mansur dengan materi ''jabon sebagai jenis pionir unggul, dilanjutkan dengan Dr.Ir Naresworo Nugroho,MS dengan materi kualitas kayu jabon dan pemanfaatannya, dan Artha Prasetya S,Hut dari Industri kayu lapis di PT Andatu Lestari Plywood.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Ir.Billy Hindra tentang pengelolaan hasil hutan dan rehabilitasi hutan rakyat, dilanjutkan oleh Dr Muhammad Firman tentang tata niaga kayu hutan rakyat, serta Dr.Bambang widyantoro (Direktur PT Finnantara Intiga ) mengenai peluang investasi jabon. dan ditutup Oleh Ardha Primatopan dari CV Jabon Kendal. mengenai peluang dan pemanfaatan kayu jabon sebagai bahan baku alternatif furniture dan handycraft, serta menguak market kayu jabon.
Potensi yang bisa dikembangkan dari penanaman pohon Jabon pun masih sangat terbuka dan akan berjalan dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan semakin ketatnya peraturan pemerintah dalam hal pemanfaatan hasil hutan alam. Di sisi lain, kebutuhan manusia akan kayu keras semakin meningkat seiring pertambahan jumlah manusia.